Latar Belakang
Dalam dunia Ilmuwan atau Cendikiawan ada suatu wadah organisasi dunia yang disebut World Value Survey (WVS). Anggota-anggotanya adalah ilmuwan dunia yang beranggotakan 70 negara. DR. Muhammad Nadratuzzaman Hosen adalah salah satu anggota yang mewakili Indonesia; mengingat setiap anggota harus memiliki dasar lembaga yang menjadi pijakannya, maka DR. Muhammad Nadratuzzaman Hosen melandaskan lembaganya adalah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ).
Lembaga WVS ini adalah lembaga yang bertanggungjawab terhadap peradaban dunia. Dari salah satu hasil survey menunjukkan bahwa Eropa tidak banyak melakukan perubahan peradaban dunia. Semestinya Peradaban Barat yang dipimpin oleh Amerika dan Eropa mampu melakukan perubahan tata nilai kehidupan manusia, bukan hanya maju dalam bidang teknologi saja. Namun, pada kenyataannya negara maju justru berjalan sendiri meninggalkan Negara Ketiga terpuruk dalam tatanan ekonomi. Dalam keluarga dan masyarakat negara maju sudah tidak ada keharmonisan seperti banyaknya perceraian yang mengakibatkan terlantarnya anak-anak, dan banyak dari mereka terjerumus memakai obat-obat terlarang, dan ada sebagian yang terkena HIV.
Masyarakat Islam juga merupakan subyek dari survey WVS. Hasil survey WVS pada masyarakat Islam, contohnya dari survei penerapan hukum syari’at Islam yang dilakukan terhadap 5 propinsi hanya 23% yang menyetujui diterapkannya hukum syariah Islam. Sedangkan dari pertemuan di Cairo Februari 2003, hasil survey mengenai sistem negara demokrasi menunjukkan, sebanyak 90 % negara-negara Islam ingin menerapkan demokrasi.
Dunia Barat tidak tahu bahwa ada konflik mengenai demokrasi ala barat yang bertentangan dengan Islam, karena Demokrasi dunia Barat adalah demokrasi yang menitik beratkan pada kebebasan berpendapat, tingkah laku, pornografi, perkawinan sejenis dan hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Dalam setiap pertemuan WVS, pihak Barat sangat berkeinginan mengetahui keadaan dunia Islam umumnya dan dunia Islam di Indonesia khususnya. Berpijak pada keingintahuan tersebut pihak American for Informed Democracy (AID) berinisiatif menghubungi IIQ melalui Dosen yang juga anggota dari WVS organization, untuk mengadakan pertemuan melalui Video Conference dengan kalangan akademisi yaitu mahasiswa.
Tujuan
Peristiwa penyerangan 11 September 2001 di WTC Amerika merupakan suatu titik balik bagi suatu negara adikuasa yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia, dimana tingkat keamanan merupakan suatu jaminan, tetapi pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Pihak keamanan telah gagal melindungi negaranya sendiri (Amerika). Peristiwa tersebut telah mempengaruhi cara pandang Amerika terhadap dunia Islam, tuduhan ke beberapa pihak antara lain organisasi dan perorangan menjadi target utama bagi penyerangan bagi keamanan dunia. Analisa studi tentang bagaimana cara mempertahankan negara terus dikembangkan di Amerika sehingga sampai pada suatu doktrin pre-emptive- serang dulu sebelum diserang, hal inilah yang terjadi dalam penyerangan Amerika terhadap Irak dengan alasan keamanan nasional Amerika. Hal ini menyebabkan pro dan kontra dunia internasional yang menimbulkan anti dan sentimen terhadap Amerika.
Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam yang juga merupakan kiblat dunia bagi negara-negara Islam lainnya. Oleh karena itu, Amerika mengalami phobia terutama pada dunia Islam. (Contohnya nama-nama Islam dianggap teroris, visa masuk dipersulit, dsb).
Dialogue melalui video conference ini bagi America bertujuan dalam rangka membuat kebijakan luar negerinya sebagai “American Power and Global Security”. Oleh karena itu, membutuhkan pandangan Indonesia, khususnya kalangan akademisi dari dunia Islam, dalam kaitannya sebagai super power dan polisi bagi keamanan dunia. Sedangkan tujuan IIQ menerima dialoge ini adalah meluruskan pandangan-pandangan ataupun doktrin Amerika yang bertentangan dengan Agama Islam pada mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa Amerika.
Permasalahan
Dari latar belakang dan tujuan di atas, menunjukkan Amerika selalu mengklaim diri sebagai negara yang paling berkuasa, demokratis dan selalu ingin ikut campur tangan pada negara-negara yang belum melaksanakan sistem Demokrasi. Hal tersebut menunjukkan adanya titik balik bahwa Amerika tidak bisa melihat dirinya sendiri dengan timbulnya permasalahan mengenai kekuasaan, demokrasi dan keamanan dunia.
Pemerintah Amerika berbeda dengan rakyat Amerika. Demokrasi dapat ditegakkan jika memenuhi persyaratan dalam tingkat kadar ekonomi stabil. Sementara itu, Indonesia saat ini mau berdemokrasi dalam keadaan ekonomi hancur. Demokrasi Barat bertentangan dengan Islam. Demokrasi Islam adalah demokrasi dengan budaya dan peradaban Islam. Oleh karena itu, dalam rangka Amerika membuat kebijakan luar negeri akan ada timbul pertanyaan permasalahan antara lain :
Sejauh mana mahasiswa Amerika mengetahui dunia Islam?
Sejauh mana mahasiswa Amerika memiliki pengetahuan tentang dunia Islam Indonesia?
Sejauh mana peran Amerika dalam isu-isu demokrasi, masuk dalam wilayah ekonomi suatu negara yang memiliki sumber energi?
Sejauh mana doktrin keamanan nasional Amerika dapat/tidak dapat diterima oleh dunia Islam, dunia Internasional secara global?
Apakah secara global keamanan dunia itu ditentukan oleh kekuasaan Amerika sendiri.
Kriteria apakah diterapkan Amerika dalam menggunakan doktrin preemptive “serang dulu sebelum diserang” dan hubungannya dengan ketahanan nasional Indonesia?
Sejauh mana penerapan penegakan Hukum Internasional?
Bagaimana fungsi dan peran Organisasi Dunia seperti PBB sebagai badan keamanan dunia?
Sejauh mana Amerika melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM yang menjadi sasaran agresi militernya?
Sejauh mana Amerika melabelkan masyarakat Islam identik dengan Terorisme?
Sejauh mana pendapat dunia bahwa Amerika tidak berlaku adil kepada Negara Palestina?
Sejauh mana Amerika selalu menjaga hubungan dan kepentingan dengan Negara Israil?
Sejauh mana Amerika selalu memveto kepentingan dunia Islam?
Sejauh mana mahasiswa mengenal dunia Islam dan dunia Barat khususnya peran perempuan di kedua dunia tersebut?
Manfaat
Pertemuan dialog melalui Video Conference ini diharapkan:
1. Memberikan penjelasan mengenai agama Islam, guna meluruskan pengetahuan Islam yang dianggap mereka negatif yang disampaikan oleh ilmuwan-ilmuwan Barat tanpa saringan media Barat.
2. Harga diri Islam, bahwa demokrasi bisa ditegakkan sesuai dengan ajaran Islam yaitu yang benar adalah benar.
3. Islam Indonesia adalah bukan teroris tetapi Islam yang cinta damai.
4. Manfaat bagi IIQ adalah untuk memotivasi mahasiswi untuk lebih giat belajar, menguasai bahasa Inggris.
5. Mempromosikan mahasiswi dan lembaga IIQ dalam dunia International.
6. Mempersiapkan SDM IIQ dalam acara STQ dan MTQ, khususnya dalam tafsir Bahasa Inggris 30 Juz.
7. Diharapkan lembaga IIQ masuk dalam daftar Universitas-Universitas Amerika yang berpartisipasi atau terlibat langsung dalam acara dialoque ini sehingga menjadi referensi untuk memudahkan mahasiswi IIQ dalam melanjutkan dan mendapatkan beasiswa untuk program studi lanjutan S2 dan S3.
Waktu dan tempat pelaksanaan
Acara dialogue melalui Video Conference ini akan dilaksanakan pada tanggal 12/13 Oktober 2004 jam 08.00 WIB di Ruang Studio Gedung Indosat Jakarta dengan mengambil topik "American Power and Global Security". Demi suksesnya acara dialoge tersebut diperlukan persiapan Intensive Training Program selama 45 hari yang akan dimulai dari tanggal 9 Agustus 2004 sampai 11 Oktober 2004.
Kurikulum
Kurikulum terdiri dari materi-materi umum termasuk ketahanan nasional Indonesia dan materi-materi Islam. sesuai dengan lampiran mengenai kurikulum. Topik besarnya adalah American Power and Global Security dan sub-topics: promoting democracy overseas and the role of women in foreign policy. Semua topik ini dibahas dari sudut pandang perempuan dalam dunia Islam.
Anggaran
Untuk melaksanakan Acara Dialogue melalui video conference dan persiapan Intensive Training Program ini diperlukan dana sebesar Rp. 20.000.000,- diperoleh dari sumbangan Gubernur DKI.
Pelaksanaan:
Acara videoconference, Alhamdulillah telah dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2004 pagi di Gedung Indosat – Jakarta Pusat. Acara dihadiri oleh BEM – mahasiswi IIQ, staf pengajar, pimpinan IIQ, Yayasan, Staf Biro Adkesmas – DKI dan dihadiri oleh Ketua Dewan Penyantun IIQ.
Acara ini di Indonesia diliput oleh Metro TV yang bekerja sama dengan Voice of America. Bapak Wagub DKI selaku Ketua Dewan Penyantun telah diwawancarai oleh pihak Metro TV yang menanyakan tujuan acara dialogue tersebut yang dijawab sebagai pembelajaran mahasiswi IIQ berkomunikasi dengan mahasiswa luar negeri. Di Northwestern University acara tersebut diliput oleh Surat Kabar Tribune yang terbit di Chicago copy terlampir.
Pihak Northwestern University menyatakan kepuasannya akan hasil dialogue tersebut seperti e-mail terlampir, juga para mahasiswa di Amerika berkeinginan melanjutkan hubungan antar mahasiswa melalui elektronik mailing. Dari e-mail tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi IIQ mampu berkomunikasi dan berpengetahuan baik dalam isu-isu internasionaldan perempuan.
Kendala:
Kendala yang dihadapi pertama adalah dana PSW yang terbatas dan masalah teknologi IIQ belum mempunyai kemampuan. Sebagai contoh ruang videoconference harus dilaksanakan di Indosat sementara pihak Northwestern berada dalam ruang perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas videoconference. Demikian laporan ini disampaikan sesuai dengan SK No. 118.AK-B.11/VII/2004 Tentang Tim Pelaksana Videoconference Dialogue, Tim bertugas melaporkan hasil akhir pelaksanaan Videoconference.
Prospek:
Pusat Studi Wanita IIQ dan Mahasiswi IIQ mewakili dunia Islam bahwa perempuan dapat berperan di arena publik dan perempuan boleh melanjutkan pendidikan tinggi dan dapat berkomunikasi dengan laki-laki.
Pada waktu terjadi tsunami pihak American Informed for Democracy juga meminta untuk melakukan dialog dalam rangka menggalang dana kemanusiaan. Hal tersebut disambut baik oleh pihak IIQ, akan tetapi karena masalah tersebut sudah menjadi tanggung jawab dunia internasional maka kita memilih dialog pasca tsunami.
Topik yang dipilih dalam rangka peringatan sembilan bulan tsunami adalah poverty, hunger and health yang ‘insya Allah akan diselenggarakan pada tanggal 26 September waktu Amerika dan 27 September waktu Indonesia.
Penutup:
Kesimpulan dan Saran:
Pusat Studi Wanita IIQ tidak dapat berdiri sendiri saling melengkapi sinergi bersama lembaga penelitian dan lembaga pengabdian masyarakat yang ada di IIQ. Lembaga IIQ adalah suatu lembaga yang telah bertahun-tahun melaksanakan pemberdayaan perempuan dalam bidang pendidikan seutuhnya dan tidak bertentangan dengan sudut pandang agama dan hukum positif.
PSW IIQ ini berada dalam lembaga pendidikan, maka penelitian pustaka yang ilmiah merupakan fokus kajian PSW ini disamping mendapatkan masukan dari menghadiri acara di luar IIQ dan pengabdian masyarakat melalui kuliah kerja lapangan dan BEM IIQ.
Lembaga IIQ adalah suatu contoh yang baik bagi kedudukan perempuan dalam agama. Oleh karena itu, stop pembahasan perempuan, agama dan kekerasan. Harus dapat dipilah ajaran dan perilaku dari pribadi-pribadi yang menyimpang dari ajaran agamanya terhadap perempuan.
Go Ahead, Share Your Thoughts! .